Suatu hari di kebun yang luas, hiduplah sekelompok semut hitam di sebuah pohon rambutan. Pohon itu sangat besar, sehingga buah-buahnya pun tak kalah besar. Dari pohon itulah para semut dapat hidup tentram. Jumlah mereka sangat banyak hingga membentuk suatu pemerintahan agar ada pemimpin yang diharapkan mampu mengatur kehidupan mereka untuk lebih damai lagi.
Tak lama waktu berselang, kini tiba saatnya musim kawin. Musim ini adalah musim telur bagi semut betina. Tidak disangka lagi, bayi-bayi semut akan lahir, rakyat pun akan semakin banyak. Sungguh tidak bisa dibayangkan betapa ramainya pohon rambutan itu, jika ada 20.000 telur akan menetas. Tapi ini hal yang wajar, karena ini merupakan kodrat bagi setiap makhluk hidup, berkembang biak. Telur-telur itu yang akan menjadi semut kecil, yang akan menjadi generasi baru. Karena itulah semua semut sangat menanti datangnya musim ini. Kehadiran mereka sangatlah diharapkan untuk masa depan yang lebih cerah. Karena tugas bayi sebagai penerus, adalah mengurus pemerintahan layaknya semut-semut dewasa, agar markas atau pohon yang mereka tempati tidak dirampas oleh musuh mereka, yaitu semut-semut merah yang ganas.



